Pages

Arti Nomor Rangka Mesin

Kita semua mungkin pernah membaca no rangka kendaraan milik kita sebagaimana yang tercantum dalam STNK/ BPKB. Namun banyak yang belum tahu apa arti kode rangka kendaraan tersebut. No mesin dan No rangka/chassis merupakan nomor yang digunakan untuk mengidentifikasi setiap unit kendaraan bermotor.

Asal Usul Marga Tionghoa

Asal usul Marga Tionghoa dapat ditelusuri mulai dari 5,000 tahun yang lalu pada zaman “San Huang Wu Di” yang pada awalnya mengikuti garis keturunan Ibu yang disebut dengan “Xing [姓]” hingga pada Dinasti Xia, Shang dan Zhou munculah Marga Tionghoa menurut status sosial yang disebut dengan “Shi [氏]”.

36 Strategi Perang

36 Strategi San Shi Liu Ji [三十六计] merupakan salah satu maha karya yang berasal dari daratan China yang membahas tentang strategi-strategi kemiliteran. Karya 36 Strategi Perang ini sangat terkenal dan telah banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa termasuk bahasa Inggris dan bahasa Indonesia serta banyak diterapkan oleh para pebisnis untuk memenangi persaingan dalam dunia bisnis.

Sejarah Dibubarkannya Monarki Perancis

Lukisan ilustrasi Revolusi Prancis karya Jean-Pierre Houë Tepat 220 tahun yang lalu, Revolusi Perancis memasuki babak penting: dibubarkannya monarki. Pembubaran ini diputuskan oleh Majelis Legislatif yang mendukung gerakan revolusi rakyat. Menurut The History Channel, dengan demikian Perancis tidak lagi diperintah raja saat Majelis menyepakati pembentukan Republik Pertama.

John Lie, Pahlawan Nasional Pertama Keturunan China

Matahari baru saja terbenam saat sebuah kapal hitam menyelinap keluar dari pelabuhan kecil di Phuket, Thailand. Kapal motor berwarna hitam itu tak menyalakan lampu. Di buritannya berkibar bendera Merah Putih. Di belakang kemudi, berdiri kapten kapal John Lie. Siapakah dia?

Kamis, 23 Januari 2014

Status Peringatan Ancaman Banjir Pintu Air Bendungan di Jabodetabek

Saat musim hujan, warga yang tinggal di Jakarta selalu merasa cemas dan khawatir akan bahaya banjir. Banjir ini tidak hanya berdampak bagi warga yang tempat tinggalnya secara langsung terkena banjir, tapi juga berdampak bagi warga lainnya karena akan sulit beraktivitas akibat jalan yang terkena banjir atau kemacetan lalu lintas yang ditimbulkan oleh banjir.

Banjir yang selalu melanda kota Jakarta ketika musim hujan sebenarnya lebih dominan disebabkan oleh air hujan yang turun di Bogor dan Depok yang mengalir dari sejumlah sungai yang bermuara ke Jakarta. Banjir ini biasanya disebut sebagai "banjir kiriman". Oleh sebab itu, setiap musim hujan tiba, maka fokus tertuju pada informasi mengenai kondisi curah hujan di Bogor dan Depok.

Salah satu indikasi akan datangnya bencana banjir di Jakarta adalah posisi ketinggian debit air di beberapa pintu air di sepanjang sungai yang mengalir dari beberapa daerah menuju Jakarta. Posisi ketinggian pintu air ini yang akan menentukan lamanya banjir yang akan menerjang Jakarta. Posisi ketinggian air di beberapa pintu air menjadi peringatan dengan cara menetapkan status tingkat kewaspadaan akan bahaya banjir yang mengancam. Berikut disajikan indikator ketinggian air di beberapa pintu air beserta kode statusnya.

Bendungan Katulampa Bogor

Status yang ditetapkan untuk pintu air yang terdapat di Bendungan Katulampa Bogor ini adalah:
-Status Normal saat ketinggian air di bawah sampai 50 cm
-Status Siaga 4 saat ketinggian air di atas 50 sampai 80 cm
-Status Siaga 3 saat ketinggian air di atas 80 sampai 150 cm
-Status Siaga 2 saat ketinggian air di atas 150 cm sampai 200 cm
-Status Siaga 1 saat ketinggian air di atas 200 cm.
Berikut beberapa indikator ketinggian air di beberapa pintu air lainnya: Berikut daftar pintu air dan ketinggian muka airnya:
- Depok 205 cm/M (siaga 3)
- Manggarai 810 cm/M (siaga 2)
- Pesanggrahan 120 cm/3 (siaga 4)
- Angke Hulu 220 cm/M (siaga 3)
- Cipinang Hulu 130 cm/H (siaga 4)
- Sunter Hulu 70 cm/M (siaga 4)
- Pulogadung 420 cm/M (siaga 4)
- Karet 540 cm/H (siaga 2)
- Waduk Pluit 68 cm/G
- Pasar Ikan 153 cm/H
- Krukut Hulu 100 cm/G (siaga 4)

Jumat, 27 Desember 2013

Kisah Wing Garuda dalam Operasi Trikora

Ketika pemerintah RI mencanangkan Operasi Tri Komando Rakyat (Trikora)untuk membebaskan Irian Barat dari kolonialisme Belanda (1962), para awak dari maskapai penerbangan Garuda juga dilibatkan. Komando Tertinggi Trikora membentuk Wing Garuda (WG) dan Wing Garuda 011 (WG 011) yang merupakan kekuatan bala cadangan udara untuk mendukung kekuatan AURI.

Tugas utama yang dibebankan kepada WG dan WG 011 adalah melaksanakan penerbangan penyusupan, penerjunan sukarelawan dan pasukan tempur, angkutan logistik, komando kendali udara, pelacak cuaca, angkut personel, serta SAR.

Untuk melaksanakan sejumlah misi yang cukup riskan itu, WG dan WG 011 menggunakan pesawat-pesawat transpor seperti DC-3 Dakota, C-47 Skytrain, dan ConvairB-36. Dalam setiap penerbangannya para pilot WG dan WG 011 akan menghadapi risiko dihadang oleh pesawat-pesawat tempur Belanda yang saai itu tergolong canggih, yakni MK-06 Hawker Hunter, AS-4 Firefly, P2V-7 Neptune, dan B-26 Invader.

Selain sergapan pesawat tempur penerbangan rahasia WG dan WG 011 juga kerap menghadapi cuaca buruk serta radar musuh sehingga harus terbang pada ketinggian rendah (tree top) di atas kawasan hutan lebat atau perairan yang ganas siang maupun malam hari. Setelah Irian Barat diserahkan ke pangkuan RI melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) pada 1 Oktober 1962, tugas yang harus dilaksanakan WG dan WG 011 untuk membereskan Irian Barat tetap berlangsung.

Salah satu misi yang berpotensi menimbulkan konflik bersenjata adalah ketika personel WG dan WG 001 ditugaskan Panglima Tertinggi (Presiden) untuk mengambil alih perusahaan penerbangan Belanda, De Kroonduif NV yang berada di Irian Barat. Tim dari WG kemudian membentuk satu kontingen yang kurang lebih terdiri dari 40 orang yang memiliki kemampuan mengelola perusahaan penerbangan, penerbang, dan teknisi. Sebagai pimpinan kontingen ditunjuk pilot senior Captain M Syafei, yang diberi wewenang penuh untuk mengelola perusahaan penerbangan yang diambil alih beserta fasilitas pendukungnya seperti hanggar, gudang suku cadang, fasilitas pemeliharaan, hotel, dan lainnya.

Kontingen yang juga dibekali kemampuan bertempur itu dilantik oleh Presiden Sukarno pada 13 Desember 1962 melalui upacara sederhana dan singkat. Perasaan bahwa misi ke Irian Barat itu merupakan misi tempur sekali jalan (one-way ticket) sangat terasa ketika Bung Karno memberi perintah yang intinya berbunyi, "Kibarkanlah bendera-bendera ini (Merah Putih, bendera pasukan PBB, dan bendera Garuda) pada saat ayam berkokok tanggal 1 Januari 1963".

Para pilot kontingen yang berjumlah 14 orang tidak hanya berdebar-debar karena adanya perintah bertempur itu, tapi juga was-was lantaran harus terbang di atas wilayah Irian Barat yang belum dikenal dan di bawahnya terhampar hutan belantara yang belum banyak disentuh manusia.

Mereka yang terlibat dalam misi tempur untuk membebaskan Irian Barat dalam Operasi Trikora memiliki risiko sama seperti para pilot pesawat militer lainnya. Dalam kondisi genting mereka bahkan harus siap baku tembak saat berada di darat.

Untuk menghadapi kemungkinan terburuk setiap personel kontingen dibekali pistol. Agar tidak mencolok pistol ditaruh dalam koper dan ditempatkan secara tersembunyi. Untuk penggunaan persenjataan dan kemampuan tempur para personel Wing Garuda telah mendapat latihan militer dari TNI AU dan diselengarakan selama dua minggu di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Kontingen WG diberangkatkan ke Biak dari Lapangan Terbang Kemayoran, Jakarta pada 18 Desember 1962 pukul 03.00 dini hari menggunakan pesawat Lockheed L-188 Electra. Penerbangan berjalan lancar dan tiba di Lapangan Terbang Mokmer, Biak dengan selamat. Kontingen kemudian menuju ke gedung perkantoran De Kroonduif NV dan di luar dugaan disambut hangat oleh staf pimpinan perusahaan, Albert Janssen.

Sebagai pimpinan rombongan Captain Syafei sangat salut terhadap para staf dan pekerja Belanda yang sangat kooperatif dan mematuhi keputusan undang-undang (tentang penyerahan Irian Barat yang disahkan oleh PBB) yang sedang berlaku.

Tugas Non Penerbangan

Suasana di hari pertama yang menyejukkan itu tiba-tiba berubah drastis karena salah satu anggota kontingen, Gunadi, yang sedang mengendarai mobil secara tak sengaja telah menabark seorang penduduk Irian Barat sehingga mengalami luka cukup serius. Rupanya jalan di Irian Barat yang belum dikenal dan sikap penduduk Irian Barat yang masih sembrono menjadi penyebab kecelakaan fatal itu.

Insiden kecelakaan itu jelas menjadi potensi dari penduduk lokal untuk melancarkan aksi kekerasan. Tapi Janssen yang notabene berada di pihak "musuh" ternyata bersikap kooperatif. Dengan pendekatan secara kekeluargaan insiden kecelakaan itu dapat diselesaikan tanpa menimbulkan konflik kekerasan.

Pihak De Kroonduif rupanya sangat patuh hukum dan bersedia menyerahkan sejumlah pesawat dan fasiltasnya. Pesawat dan fasilitas yang diserahkan ke kontingen antara lain dua Dakota, tiga Twin Pioneer, tiga Beaver berikut terminal laut yang berada di tepi pantai Mokmer, fasilitas pemeliharaan, gudang suku cadang, dan lainnya.

Berdasar pengalaman kontingen, manajemen dan organisasi segera disusun dengan nama perusahaan Garuda Irian Barat. Para personel Kontingen harus bekerja super cepat, hanya ada waktu satu minggu karena para personel Belanda dari Kroonduif akan segera pulang ke negaranya untuk merayakan Tahun Baru dan Natal.

Tugas yang paling membingungkan bagi kontingen adalah ketika mengurus Hotel Rift karena sama sekali tidak memiliki pengalaman. Dengan prinsip pantang mundur Kontingen akhirnya bekerja dengan cara meniru pekerjaan rutin seperti yang dilakukan oleh karyawan Belanda sebelumnya. Pekerjaan yang sangat mendebarkan adalah ketika harus melakukan pengecatan pesawat Twin Pioneer sampai jauh malam menjelang akhir tahun. Untuk melaksanakan pengecatan pesawat yang dibutuhkan kemampuan khusus dilakukan Captain Syafei dibantu satu orang yang diutus oleh Departemen Perhubungan, Agil.

Cat warna merah-putih-biru di lambung pesawat (melambangkan bendera Belanda) harus dihapus diganti warna Merah Putih dan registrasi PK. Menjelang malam Tahun Baru pun semua pekerjaan telah selesai. Untuk mengantisipasi segala kemungkinan pada acara pengibaran bendera  yang dialkukan keesokan harinya, semua personel kontingen menyiagakan diri dengan senapan serbu dan pistolnya.

Keadaan menjelang malam memang makin menegang karena di sejumlah kawasan di Kota Biak terjadi tembak-menembak. Tapi aksi sporadis itu tidak meluas ke Mokmer.

Sumber: Majalah Angkasa

Senin, 25 November 2013

Lokasi SPBU Pemasangan RFID

Untuk melakukan Sistem Monitoring Pengendalian (SMP) pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, maka PT Pertamina (Persero) membuat suatu sistem pengendalian yang berbasis Teknologi Informasi dengan menggunakan RFID atau kepanjangan dari Radio Frequency Indentification. RFID ini akan dipasang pada setiap kendaraan roda dua dan roda empat dan digunakan sebagai alat pengendalian pembelian BBM bersubsidi. Pemasangan RFID sudah dilakukan secara bertahap sejak 1 Juli 2013.

Berikut ini daftar lokasi Posko Registrasi SMPBBM.

Area Jakarta Pusat
1. SPBU 34-10201 Jl. Penjernihan
2. SPBU 34-10202 Jl. Abdul Muis No. 68 Kel. Petojo Selatan
3. SPBU 34-10205 Jl. Cideng Timur
4. SPBU 31-10303 Jl. Cikini Raya Kel. Cikini Kec. Menteng
5. SPBU 34-10401 Jl. Kramat Raya No. 116
6. SPBU 34-10505 Jl. Letjen Suprapto
7. SPBU 34-10506 Jl. Letjen Suprapto Kel. Galur

Area Jakarta Selatan
1. SPBU 34-12701 Jl. Warung Jati Barat RT. 07/03
2. SPBU 31-12802 Jl. MT Haryono Kav. 18
3. SPBU 34-12805 Jl. Casablanca Menteng Dalam
4. SPBU 31-12902 Jl. HR. Rasuna Said Kav. X2/2
5. SPBU 31-12702 Jl. Kapten Tendean No. 38
6. SPBU 34-12702 Jl. Kapten Tendean No. 34, Mampang Prapatan
7. SPBU 34-12705 Jl. MT. Haryono, Cikoko
8. SPBU 34-12503 Jl. Raya Pasar Minggu No. 100 RT. 001/06 Pejaten
9. SPBU 34-12703 Jl. Raya Pasar Minggu 14, Pancoran
10. SPBU 34-12115 Jl. Radio Dalam No. 123
11. SPBU 34-12902 Jl. Gatot Subroto Kav. 31
12. SPBU 34-12203 Jl. Kemandoran VII, Kebayoran Lama
13. SPBU 34-12507 Jl. Raya Cilandak KKO
14. SPBU 34-12510 Jl. TB. Simatupang

Area Jakarta Barat
1. SPBU 34-11103 Jl. Raya KS. Tubun No. 20
2. SPBU 34-11104 Jl. Hayam Wuruk No. 74-75 Kel. Taman Sari Kec. Mapar
3. SPBU 34-11403 Jl. Kemanggisan Utama Raya No. 6-8 RT. 11 RW. 06 Palmerah
4. SPBU 34-11407 Jl. Kemanggisan Utama Raya No. F 6-7 Palmerah
5. SPBU 34-11511 Jl. Kemanggisan No. 13 Batusari
6. SPBU 34-11702 Jl. Duri Kosambi
7. SPBU 34-11703 Jl. Kamal Raya
8. SPBU 34-11707 Jl. Kamal Raya
9. SPBU 34-11708 Cengkareng
10. SPBU 34-11710 Jl. Outor Ring Roud, Cengkareng
11. SPBU 34-11713 Jl. Raya Daan Mogot KM.10, Pesing

Area Jakarta Timur
1. SPBU 31-13101 Jl. Pramuka Raya
2. SPBU 34-13306 Jl. Jatinegara Timur No. 54
3. SPBU 34-13407 Jl. Raden Inten 2 No. 49 Duren Sawit
4. SPBU 34-13409 Jl. Raden Inten
5. SPBU 34-13410 Jl. Raden Inten II
6. SPBU 34-13412 Jl. Basuki Rahman No. 9
7. SPBU 34-13414 Jl. Basuki Rahman No. 64
8. SPBU 34-13415 Jl. Pol Sukamto No. 21A9
9. SPBU 34-13417 Jl. DI Panjaitan
10. SPBU 34-13419 Jl. Raden Inten, Kec. Duren Sawit
11. SPBU 34-13420 Jl. Raya Kalimalang, Cipinangbali
12. SPBU 34-13421 Jl. I Gusti Ngurah Rai, Pondok Kopi
13. SPBU 34-13503 Jl. Raya Taman Mini Pintu 1
14. SPBU 34-13506 Jl. Pusdik Depnaker No. 80 Pinang Ranti
15. SPBU 34-13804 Jl. Supriyadi No. 100 Kel. Susukan, Kec. Ciracas
16. SPBU 34-13806 Jl. Supriyadi No. 27 Ciracas
17. SPBU 34-13907 Jl. Centra Primer
18. SPBU 34-13908 Jl. Hamengkubuwono IX
19. SPBU 34-13910 Jl. Hamengkubuwono IX Kav 24 Cakung
20. SPBU 34-13208 Jl. Rawamangun Muka Raya No. 1
21. SPBU 34-13210 Jl. Pemuda No. 9A
22. SPBU 34-13201 Jl. Cipinang Lontar
23. SPBU 34-13205 Jl. P. Kemerdekaan
24. SPBU 34-13206 Jl. Raya Pemuda Rawamangun
25. SPBU 34-13903 Jl. Raya Penggilingan
26. SPBU 34-13602 Jl. Sutoyo
27. SPBU 34-13604 Jl. Dewi Sartika
28. SPBU 34-13801 Jl. Pintu 2 TMII
29. SPBU 34-13802 Jl. Raya Pondok Gede
30. SPBU 34-13505 Jl. Raya Bogor KM… Jakarta Timur
31. SPBU 34-13802 Jl. Raya Pondok Gede, Jakarta Timur

Area Jakarta Utara
1. SPBU 34-14103 Jl. Semper, Plumpang Jakarta Utara
2. SPBU 34-14107 Jl. Raya Cakung Cilincing (KBN) No 17 Jakarta Utara
3. SPBU 34-14201 Jl. Boulevard Barat Raya, Kelapa Gading Jakarta Utara
4. SPBU 34-14204 Jl. Raya Yos Sudarso, Jakarta Utara
5. SPBU 34-14205 Jl. Boelevard Timur KP GADING Jakarta Utara
6. SPBU 34-14207 Jl. Plumpang Semper Jakarta Utara
7. SPBU 34-14209 Jl. Logistic No 85 Pegangsaan Jakarta Utara
8. SPBU 34-14210 Jl. Sentra Bisnis Artha Gading Blok D Kav 2 Jakarta Utara
9. SPBU 34-14301 Jl. Sunter Paradise Jakarta Utara
10. SPBU 34-14304 Jl. Tongkol No 7 Kel Tanjung Priok Jakarta Utara
11. SPBU 34-14307 Jl. Danau Sunter Selatan Blok 05 No 10 Jakarta Utara
12. SPBU 34-14308 Jl. Enggano Jakarta Utara
13. SPBU 34-14310 Jl. Gaya Motor III Sunter Tg.Priok, Jakarta Utara
14. SPBU 34-14403 Jl. Pluit Raya Selatan No 10 Kel. Pluit, Kec Penjaringan, Jakarta Utara
15. SPBU 34-14405 Jl. Kampung Bandan, Jakarta Utara
16. SPBU 34-14413 Jl Benyamin Sueb, Ex Bandara Kemayoran, Jakarta Utara

Sumber: Twitter account @PasangRFID

Jumat, 22 November 2013

Nyonya Meneer - Wanita Perintis Industri Jamu

Bagi masyarakat Indonesia, jamu merupakan resep pengobatan herbal tradisional yang secara turun temurun diwariskan para leluhur. Bicara soal jamu, nama Nyonya Meneer pasti sudah melekat di telinga Anda. Terlebih lagi ungkapan `Nyonya Meneer berdiri sejak 1919`, yang sangat populer hingga saat ini.
Dari namanya, Anda pasti mengira wanita berkonde di kemasan jamu Nyonya Meneer tersebut merupakan keturunan Belanda yang identik dengan istilah `Menir`. Faktanya wanita bernama asli Lauw Ping Nio ini merupakan keturunan dari pasangan Tionghoa-Jawa.
Besar di Sidoarja, Meneer kecil menerima banyak didikan dari sang ibu termasuk meracik tanaman-tanaman biasa menjadi obat mujarab penyembuh rasa sakit. Warisan orangtua inilah yang kemudian menjadi cikal bakal industri jamu terbesar di Indonesia yang produknya berhasil menembus pasar internasional.
Iklan beserta potret wajah dalam kemasan produknya menjadi salah satu penggenjot bisnis pengobatan tradisionalnya. Saat itu, salah satu produknya andalannya adalah jamu habis beranak yang sangat diminati ibu-ibu yang baru melahirkan.
Lalu mengapa wanita keturunan Tionghoa ini lebih dikenal dengan sebutan Nyonya Meneer? Berikut kisah bisnis Nyonya Meneer seperti dikutip dari berbagai sumber seperti buku Family Business: A Case Study of Nyonya Meneer, One of Indonesia’s Most Successful Traditional Medicine Companies, Selasa (19/11/2013):

Asal muasal nama Meneer (Menir)
Nyoya Meneer lahir dengan nama asli Lauw Ping Nio di Sidoarjo, Jawa Timur 1895. Maklum, di dalam tubuhnya mengalir darah Tionghoa.
Sejak kecil, masyarakat disekitarnya telah mengenal dia dengan panggilan Nonie Menir yang ditulis dengan ejaan Belanda `Meneer`. Kisah lahirnya nama Meneer sebenarnya cukup sederhana dan bukan karena dia merupakan keturunan Belanda.
Saat dia tengah berada dalam kandungan, sang ibu gemar sekali memakan butiran-butiran halus sisa tumbukan padi yang dalam bahasa Jawa disebut Menir. Maka saat Lau Ping Nio lahir, sang ibu lebih memilih memanggilnya dengan sebutan Meneer.

Menikah di usia muda, Lau Ping Nio dipanggil Nyonya Meneer
Semasa kecilnya, wanita yang akrab disapa Nonie Meneer ini banyak memperoleh pendidikan dari ibunya sendiri. Sang ibu dengan telaten mengajarkan Meneer berbagai keterampilan rumah tangga.
Setiap hari dia rutin bertugas merawat tanaman berkhasiat dan menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah tangga lainnya. Tak sia-sia, Meneer tumbuh sebagai orang yang disiplin dan penuh kreatifitas. Kecantikan dan sikap Meneer akhirnya menarik perhatian pemuda asal Semarang berdarah Tionghoa, Ong Bian Wan.
Pemuda yang berprofesi sebagai pedagang tersebut jatuh hati pada Meneer. Tanpa ragu, Ong menyunting Menner yang saat itu masih berusia 17 tahun. Setelah menikah, lepas dari sebutan Nonie, lahirlah panggilan baru yang melekat di dirinya hingga kini, Nyonya Meneer.

Berhasil sembuhkan suami dengan obat racikan sendiri
Pada suatu hari, sang suami mengalami sakit perut parah. Sejumlah dokter didatanginya, tapi tak ada satu pun yang berhasil menyembuhkan penyakit suami tercintanya itu. Waktu itu, keduanya masih hidup di masa kependudukan Belanda. Di tengah masa sulit tersebut, mendapatkan pengobatan layak jelas bukan hal yang mudah.
Untungnya, Meneer ingat salah satu pelajaran sang ibu tentang tanaman berkhasiat yang dulu rajin dirawatnya. Sang ibu pernah mengajarkan dia untuk menyembuhkan penyakit secara tradisional dengan menggunakan obat-obatan herbal.
Meneer pun mulai meracik sejumlah tanaman dengan peralatan seadanya. Ajaib! suaminya sembuh seketika dari sakit perut yang dideritanya setelah meminum jamu racikan Meneer. Belakangan diketahui, suaminya terkena sariawan usus dan jamu pertamanya berkhasiat mengobati penyakit tersebut.
Dia menjadi lebih bersemangat melatih kemampuannya meramu obat herbal warisan orangtuanya. Dengan keahliannya yang semakin terasah, Meneer membantu menyembuhkan sejumlah penyakit yang diderita warga sekitar.

Lahirkan bisnis jamu terbesar di Indonesia lewat racikan warisan orangtua
Dari mulut ke mulut, khasiat jamu Nyonya Meneer mulai dikenal masyarakat luas. Lewat racikan jamunya yang terbukti mujarab, Dia sanggup menyembuhkan berbagai penyakit mulai dari sakit kepala, masuk angin hingga demam parah.
Berawal dari niatnya membantu sesama, Meneer mengubahnya menjadi bisnis pribadi. Di awal bisnisnya, dia mengantarkan sendiri jamu racikannya ke rumah-rumah konsumen. Dari hari ke hari, jamunya semakin terkenal.
Bisnis Nyonya Meneer pun berkembang menjadi industri rumahan berskala kecil. Dia mulai menambah pegawai karena tak sanggup melayani berbagai pesanan sendirian. Tingginya jumlah pesanan membuat Nyonya Meneer nyaris enggan keluar dari ruang raciknya. Padahal saat itu, dia hanya berbekal perabotan biasa dan resep warisan orang tua.
Pada 1919, Nyonya Meneer mendirikan perusahaan bernama `Jamu Jawa Asli Cap Potret Nyonya Meneer` di Semarang. Bisnisnya semakin berkembang ke berbagai kota di Indonesia. Siapa sangka, bisnis jamu tradisional Nyonya Meneer bisa bertahan hingga saat ini di tengah terpaan kehidupan serba modern. Bisnisnya itu juga menjadi cikal bakal salah satu indistri jamu terbesar di Indonesia.

Mengapa Nyonya Meneer menggunakan potret wajah sendiri sebagai logo produk jamunya?
Jauh hari sebelum perusahaannya berdiri, Nyonya Meneer sudah memasang potret wajahnya di kemasan jamunya. Sebelumnya dia meminta maaf pada semua pelanggannya karena memasang potret wajahnya.
Pemasangan potret di logo itu, dilakukan Nyonya Meneer bukan karena ingin tenar, melainkan untuk menjamin keaslian racikan jamunya tersebut. Lagipula, penggunaan potret di merek produk zaman dulu merupakan tindakan yang lazim dilakukan para pelaku usaha.
Biasanya kemasan produk hasil racikan keturunan Tionghoa memang sering memakai potret pendirinya sebagai jaminan bahwa produknya memang berkualitas. Tak ada satupun yang menyangka, potret itu kini menjadi lambang produk jamu yang mendunia.

Museum jamu Nyonya Meneer
Kesukesan jamu Nyonya Meneer bukan isapan jempol belaka, Terbukti pada 1984, Ibu Tien Soeharto memberikan penghargaan pada wanita tersebut dengan mendirikan Museum Jamu Nyonya Meneer.
Museum tersebut berlokasi di Jalan Raya Kaligawe Km 4, Semarang. Saat itu, sosok Nyonya Meneer dianggap sebagai salah satu tokoh terpopuler di Tanar Air karena telah melestarikan jamu minuman asli dari Indonesia.
Di dalam museum, Anda bisa melihat berbagai bahan racikan jamu, dan sejumlah patung wanita yang tengah berdiri menumbuk racikan jamu. Berbagai koleksi dan foto pribadi Nyonya Meneer pun ditata rapi di museum jamu tersebut.

Sumber: liputan6.com