Pages

Arti Nomor Rangka Mesin

Kita semua mungkin pernah membaca no rangka kendaraan milik kita sebagaimana yang tercantum dalam STNK/ BPKB. Namun banyak yang belum tahu apa arti kode rangka kendaraan tersebut. No mesin dan No rangka/chassis merupakan nomor yang digunakan untuk mengidentifikasi setiap unit kendaraan bermotor.

Asal Usul Marga Tionghoa

Asal usul Marga Tionghoa dapat ditelusuri mulai dari 5,000 tahun yang lalu pada zaman “San Huang Wu Di” yang pada awalnya mengikuti garis keturunan Ibu yang disebut dengan “Xing [姓]” hingga pada Dinasti Xia, Shang dan Zhou munculah Marga Tionghoa menurut status sosial yang disebut dengan “Shi [氏]”.

36 Strategi Perang

36 Strategi San Shi Liu Ji [三十六计] merupakan salah satu maha karya yang berasal dari daratan China yang membahas tentang strategi-strategi kemiliteran. Karya 36 Strategi Perang ini sangat terkenal dan telah banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa termasuk bahasa Inggris dan bahasa Indonesia serta banyak diterapkan oleh para pebisnis untuk memenangi persaingan dalam dunia bisnis.

Sejarah Dibubarkannya Monarki Perancis

Lukisan ilustrasi Revolusi Prancis karya Jean-Pierre Houë Tepat 220 tahun yang lalu, Revolusi Perancis memasuki babak penting: dibubarkannya monarki. Pembubaran ini diputuskan oleh Majelis Legislatif yang mendukung gerakan revolusi rakyat. Menurut The History Channel, dengan demikian Perancis tidak lagi diperintah raja saat Majelis menyepakati pembentukan Republik Pertama.

John Lie, Pahlawan Nasional Pertama Keturunan China

Matahari baru saja terbenam saat sebuah kapal hitam menyelinap keluar dari pelabuhan kecil di Phuket, Thailand. Kapal motor berwarna hitam itu tak menyalakan lampu. Di buritannya berkibar bendera Merah Putih. Di belakang kemudi, berdiri kapten kapal John Lie. Siapakah dia?

Sabtu, 20 Juli 2019

Wernher von Braun Pencipta Roket Yang Membawa Manusia Pertama Mendarat di Bulan

Proyek sukses. Roket Saturn V setinggi 110 meter seberat 3.000 ton meluncur dari Cape Canaveral ke ruang angkasa pada tanggal 16 Juli 1969. Tiga astronot berada dalam Apollo 11. Tujuannya: Bulan.

Amerika Serikat berambisi, misi harus sukses. Empat hari kemudian, terbukti misi sukses. Wernher von Braun sebagai konstruktor roket mencatatkan diri dalam sejarah, sebagai orang yang sukses mengantar pendaratan manusia pertama di bulan.

Perlombaan kuasai antariksa

Sukses pendaratan pertama manusia di bulan, menunjukkan bahwa Amerika Serikat memenangkan perlombaan global kuasai ruang angkasa. Sebelumnya, misi-misi antariksa Uni Sovyet selalu unggul dan berada di depan.

Dimulai dengan sukses meluncurkan satelit tak berawak Spunik pada tahun 1957, disusul dengan misi-misi berikutnya. Tahun 1961, Uni Sovyet membuat dunia kembali terpana, dengan meluncurkan kosmonot Yuri Gagarin sebagai orang pertama yang mengorbit ruang angkasa.

Inilah tekanan politik yang membuat pemerintah AS saat itu mengucurkan dana cukup besar untuk mendukung impian Von Braun dan juga ambisi Amerika Serikat. Yakni mendaratkan manusia pertama di bulan.

Hidup untuk roket

Sejak kecil Wernher von Braun sangat terobsesi oleh roket. Roket pertama buatannya diluncurkan ke langit Berlin saat ia berusia 17 tahun. Lulus sebagai insinyur dari Technische Hochschule Berlin, dan mendirikan "perhimpunan untuk misi luar angkasa."

Bulan April 1932, sebelum Hitler berkuasa, von Braun kedatangan tiga orang tamu tak diduga. Dengan berpakaian sipil, tiga pejabat dinas persenjataan angkatan darat menemuinya untuk membicarakan cara mengelak dari Kesepakatan Versailles, yang ditandatangani Jerman sebagai negara yang kalah perang dunia pertama.

Kesepakatan itu melarang Jerman untuk memproduksi dan menggunakan pesawat terbang serta senjata artileri berat. Namun dalam kesepakatan Versailles tidak diatur mengenai roket atau peluru meriam yang bisa terbang sendiri.

Senjata pemusnah massal

Bagi konstruktor muda Werhner von Braun, ini kesempatan besar untuk melakukan eksperimen roket. Ia kemudian masuk menjadi anggota partai NSDAP dan menjadi perwira pasukan elit SS. Tahun 1937 ia memimpin dinas ujicoba roket terbesar di Peneemunde di Jerman utara.

Hasil karya von Braun adalah "senjata ajaib” NAZI Jerman yang disebut Roket V1 dan V2, yang singkatan dari Vergeltungswaffe, atau senjata pembalasan. Roket itu jadi senjata pemusnah massal yang menewaskan antara 8.000 hingga 12.000 orang di Antwerpen, Belgia dan London, Inggris. Antara 10.000 hingga 20.000 pekerja paksa meninggal di pabrik bawah tanah lokasi produksi roket.

Kembali ke impian ruang angkasa

Terlepas dari perang dan ribuan korban tewas, von Braun tetap terobsesi dengan impiannya, yakni misi ke luar angkasa. Tanggal 3 Oktober 1942, ujicoba Roket V-2 mencapi ketinggian 84,5 kilometer yang merupakan batas ruang angkasa.

Tapi situasi perang dunia kedua menunjukkan, NAZI Jerman makin terdesak di segala front dan nyaris kalah. Tanggal 2 Mei 1945, Wernher von Braun dan sejumlah ilmuwan dari timnya, menyerahkan diri kepada pasukan AS di Tirol. Alasan von Braun untuk menyebrang ke AS adalah: "Negara saya dua kali kalah perang dunia. Kali ini saya ingin berdiri di pihak yang menang."

Militer AS menerima dengan tangan terbuka dan mengenali bakat serta kecerdasan von Braun. Tahun 1955 ia mendapat kewarganegaraan AS, tanpa melihat masa lalunya sebagai anggota NAZI. Setelah sukses dengan misi Apollo 11 dengan pendaratan pertama manusia di bulan, pada tahun 1970 von Braun diangkat jadi direktur perencanaan NASA. Tapi eforia misi ke bulan memudar dan anggaran militer dialihkan untuk perang Vietnam yang saat itu memasuki masa anti-klimaks bagi AS.

Wernher von Braun, bapak program senjata roket NAZI sekaligus bapak program pendaratan pertama manusia di bulan meninggal tahun 1977 di Virgnia, AS, akibat penyakit kanker. Hingga meninggal, von Braun tetap berpendapat, "Ilmu pengetahuan itu sendiri tidak mengenal dimensi moral". Walaupun ia juga mengakui, bekerja bersama rejim NAZI, ibarat mengikat perjanjian dengan iblis.

Sumber:
kontan.co.id dan DW.com

Senin, 20 Mei 2019

Pemilu 2019: Hasil Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dan Pileg

Dini hari tanggal 21 Mei 2019 pukul 01.46 WIB Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan dan perolehan suara tingkat Nasional untuk 34 Propinsi dan 130 wilayah Luar Negeri (PPLN). Penetapan ini dituangkan dalam Keputusan KPU RI Nomor 987/PL.01.8-KPT/06/KPU/V/2019 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Secara Nasional dalam Pemilihan Umum Tahun 2019.

Dari total jumlah pemilih tahun 2019 yang berada di dalam negeri dan luar negeri sebesar 199.987.870 pemilih, dengan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 17 April 2019 adalah sebanyak 158.012.506 pemilih. Dari total Dari total suara yang masuk, sebanyak 3.754.905 suara tidak sah, sehingga jumlah suara sah adalah sebanyak 154.257.601.

Jumlah perolehan suara Ir. H. Joko Widodo - Prof. DR. (H.C.) KH. Ma'ruf Amin mencapai 85.607.362 atau 55,50%.

Sedangkan perolehan suara H. Prabowo Subianto - H. Sandiaga Salahuddin Uno sebanyak 68.650.239 atau 44,50%.

Berikut ini rincian data rekapitulasi hasil pilpres tersebut:

1. Bali
Pasangan 01: 2.351.057
Pasangan 02: 213.415

Jumlah suara sah: 2.564.472
Suara tidak sah: 52.338
Jumlah seluruh suara sah dan tidak: 2.616.810

2. Bangka Belitung
Pasangan 01: 495.729
Pasangan 02: 288.235

Jumlah suara sah: 783.964
Suara tidak sah: 22.927
Jumlah seluruh suara sah dan tidak: 806.891

3. Kalimantan Utara
Pasangan 01: 248.239
Pasangan 02: 106.162

Jumlah suara sah: 354.401
Suara tidak sah: 4.840
Jumlah seluruh suara sah dan tidak sah: 359.241

4. Kalimantan Tengah
Pasangan 01: 830.948
Pasangan 02: 537.138

Jumlah suara sah: 1.368.086
Suara tidak sah: 3.3612
Jumlah seluruh suara sah dan tidak: 1.401.698

5. Gorontalo
Pasangan 01: 369.803
Pasangan 02: 345.129

Jumlah suara sah: 714.932
Suara tidak sah: 8.148
Jumlah seluruh suara sah dan tidak: 723.080.

6. Bengkulu
Pasangan 01: 583.488
Pasangan 02: 585.999

Jumlah suara sah: 1.169.487
Suara tidak sah: 26.862
Jumlah suara sah dan tidak sah: 1.196.349

7. Kalimantan Selatan
Pasangan 01: 823.939
Pasangan 02: 1.470.163

Jumlah suara sah: 2.294.102
Suara tidak sah: 88.001
Jumlah suara sah dan tidak sah: 2.382.103

8. Kalimantan Barat
Pasangan 01: 1.709.896
Pasangan 02: 1.263.757

Jumlah suara sah: 2.973.653
Suara tidak sah: 56.256
Jumlah suara sah dan tidak sah: 3.029.909

9. Sulawesi Barat
Pasangan 01: 475.312
Pasangan 02: 263.620

Jumlah Suara Sah: 738.932
Suara Tidak Sah: 12.147
Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah: 751.079

10. Yogyakarta
Pasangan 01: 1.655.174
Pasangan 02: 742.481

Jumlah Suara Sah: 2.397.655
Suara Tidak Sah: 52.024
Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah: 2.449.679

11. Kalimantan Timur
Pasangan 01: 1.094.845
Pasangan 02: 870.443

Jumlah suara sah: 1.965.288
Suara tidak sah: 37.993
Jumlah suara sah dan tidak sah: 2.003.281

12. Lampung
Pasangan 01: 2.853.585
Pasangan 02: 1.955.689

Jumlah suara sah: 4.809.274
Suara tidak sah: 86.311
Jumlah suara sah dan tidak sah: 4.895.585

13. Maluku Utara
Pasangan 01: 310.548
Pasangan 02: 344.823

Jumlah suara sah: 655.371
Suara tidak sah: 10.243
Jumlah suara sah dan tidak sah: 665.614

14. Sulawesi Utara
Pasangan 01: 1.220.524
Pasangan 02: 359.685

Jumlah Suara Sah: 1.580.209
Suara Tidak Sah: 14.096
Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah: 1.594.305

15. Jambi
Pasangan 01: 859.833
Pasangan 02: 1.203.025

Jumlah Suara Sah: 2.062.858
Suara Tidak Sah: 48.470
Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah: 2.111.328

16. Sulawesi Tengah
Pasangan 01: 914.588
Pasangan 02: 706.654

Jumlah Suara Sah: 1.621.242
Suara Tidak Sah: 18.821
Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah: 1.640.063

17. Jawa Timur
Pasangan 01: 16.231.668
Pasangan 02: 8.441.247

Jumlah suara sah: 24.672.915
Suara tidak sah: 838.326
Jumlah suara sah dan tidak sah: 25.511.241

18. NTT
Pasangan 01: 2.368.982
Pasangan 02: 305.587

Jumlah suara sah: 2.674.569
Suara tidak sah: 43.895
Jumlah suara sah dan tidak sah: 2.718.464

19. Sumatera Selatan
Pasangan 01: 1.942.987
Pasangan 02: 2.877.781

Jumlah suara sah: 4.820.768
Suara tidak sah: 117.817
Jumlah suara sah dan tidak sah: 4.938.585

20. Sulawesi Tenggara
Pasangan 01: 555.664
Pasangan 02: 842.117

Jumlah Suara Sah: 1.397.781
Suara Tidak Sah: 27.625
Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah: 1.425.406

21. Jawa Tengah
Pasangan 01: 16.825.511
Pasangan 02: 4.944.447

Jumlah Suara Sah: 21.769.958
Suara Tidak Sah: 606.514
Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah: 22.376.472

22. Sumatera Barat
Pasangan 01: 407.761
Pasangan 02: 2.488.733

Jumlah Suara Sah: 2.896.494
Suara Tidak Sah: 40.225
Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah: 2.936.719

23. Kepulauan Riau
Pasangan 01: 550.692
Pasangan 02: 465.511

Jumlah Suara Sah: 1.016.203
Suara Tidak Sah: 14.665
Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah: 1.030.868

24. Banten
Pasangan 01: 2.537.524
Pasangan 02: 4.059.514

Jumlah Suara Sah: 6.597.038
Suara Tidak Sah: 194.128
Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah: 6.791.166

25. Aceh
Pasangan 01: 404.188
Pasangan 02: 2.400.746

Jumlah Suara Sah: 2.804.934
Suara Tidak Sah: 83.326
Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah: 2.888.260

26. NTB
Pasangan 01: 951.242
Pasangan 02: 2.011.319

Jumlah Suara Sah: 2.962.561
Suara Tidak Sah: 78.125
Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah: 3.040.686

27. Jawa Barat
Pasangan 01: 10.750.568
Pasangan 02: 16.077.446

Jumlah Suara Sah: 26.828.014
Suara Tidak Sah: 648.065
Jumlah Suara Sah dan Tidak Sah: 27.476.079

28. DKI Jakarta
Pasangan 01 : 3.279.547
Pasangan 02 : 3.066.137

Jumlah suara sah : 6.345.684
Jumlah tidak sah : 79.890
Jumlah seluruh suara sah dan tidak : 6.425.574.

29. Papua Barat
Pasangan 01 : 508.997
Pasangan 02 : 128.732

Jumlah suara sah : 637.729
Suara tidak sah : 12.462
Jumlah seluruh suara sah dan tidak : 650.191

30. Sulawesi Selatan
Pasangan 01: 2.117.591
Pasangan 02: 2.809.393

Jumlah suara sah 4.926.984
Suara tidak sah 98.205
Jumlah seluruh suara sah dan tidak 5.025.189

31. Riau
Pasangan 01 : 1.248.713
Pasangan 02 : 1.975.287

Jumlah suara sah : 3.224.000
Tidak sah : 47.530
Jumlah suara sah dan tidak sah: 3.271.530

32. Sumatera Utara
Pasangan 01 : 3.936.515
Pasangan 02 : 3.587.786

Jumlah suara sah : 7.524.301
Suara tidak sah : 111.925
Jumlah suara sah dan tidak sah :7.636.226

33. Maluku
Pasangan 01 : 599.457
Pasangan 02 : 392.940

Jumlah suara sah : 992.397
Suara tidak sah : 11.514
Jumlah suara sah dan tidak sah : 1.003.911

34. Papua
Pasangan 01 : 3.021.713
Pasangan 02 : 311.352

Jumlah suara sah :
Suara tidak sah :
Jumlah suara sah dan tidak sah:




Sedangkan untuk hasil Pemilihan Umum Anggota Legislatif Tahun 2019 untuk DPR, berikut ini adalah perolehan suara partai-partai pada Pemilu Legislatif 2019 yang telah ditetapkan KPU, yang diurutkan dari perolehan suara tertinggi hingga terendah.

1. PDI-P: 27.053.961 (19,33 persen)
2. Gerindra: 17.594.839 (12,57 persen)
3. Golkar: 17.229.789 (12,31 persen)
4. PKB: 13.570.097 (9,69 persen)
5. Nasdem: 12.661.792 (9,05 persen)
6. PKS: 11.493.663 (8,21 persen)
7. Demokrat: 10.876.507 (7,77 persen)
8. PAN: 9.572.623 (6,84 persen)
9. PPP: 6.323.147 (4,52 persen)
10. Perindo: 3.738.320 (2,67 persen)
11. Berkarya: 2.929.495 (2,09 persen)
12. PSI: 2.650.361 (1,89 persen)
13. Hanura: 2.161.507 (1,54 persen)
14. PBB: 1.099.848 (0,79 persen)
15. Garuda 702.536 (0,50 persen)
16. PKPI 312.775 (0,22 persen)


Minggu, 24 Maret 2019

MRT Jakarta

Pada hari ini, 24 Maret 2019 adalah hari bersejarah untuk Bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Kota Jakarta. Karena hari ini secara resmi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan moda transportasi baru yaitu MRT (Mass Rapid Transit atau dalam Bahasa Indonesia adalah kepanjangan dari Moda Raya Terpadu) di Stasiun Bundaran HI.

Kereta MRT yang diberi nama "RATANGGA" ini beroperasi untuk phase pertama yaitu rute Bundaran HI - Lebak Bulus. Selanjutnya dalam peresmian ini juga dicanangkan pembangunan phase kedua untuk rute Bundaran HI - Kampung Bandan.

Sejarah Pembangunan MRT

Pada awalnya gagasan untuk membangun MRT ini dicetuskan oleh Presiden RI ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie, sekitar tahun 1985 ketika masih menjabat sebagai Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Kemudian ketika menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi, BJ Habibie tetap membawa idenya itu untuk diaplikasikan, Habibie pun sudah menyiapkan usulan pembangunan dari kawasan Blok M ke Kota sepanjang 14 kilometer.

Sistem ini akan dibangun di bawah tanah, tepatnya di bawah jalur jalan-jalan protokol yang sekarang ini ada, termasuk di bawah jalan Sudirman/Thamrin, terus ke jalan Medan Merdeka Timur dan jalan Gajah Mada/Hayam Wuruk.

Krisis ekonomi yang diikuti krisis kepemimpinan pada 1998 membuat ide pembangunan MRT itu tertunda, namun tak terhenti.

Selanjutnya Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007 Sutiyoso juga pernah menyinggung untuk menggarap proyek ini. Sutiyoso kala itu punya konsep pembangunan MRT dilakukan dengan jalur bawah tanah, dan proyek ini disebut subway. Pada 2001 pembangunan subway akan dimulai dari Jalan Fatmawati hingga Jakarta Kota dengan biaya yang dibutuhkan sebanyak 1,75 milyar dollar AS dan mempekerjakan 60.000 tenaga kerja. Akan tetapi, ide itu belum juga terlaksana. Salah satu kendalanya adalah pendanaan.

Selanjutnya dalam kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012, Fauzi Bowo (Foke) kembali dicanangkan. Pada 23 September 2010, Foke datang ke kediaman BJ Habibie, kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan untuk membahas mengenai pengadaan MRT yang pernah dikajinya. Pertemuan itu menghasilkan sejumlah kemajuan. Kemudian, proyek MRT pun semakin terlihat nyata.

Salah satu kendala yang mendapatkan jawaban adalah pendanaan. Dikabarkan, pengerjaan MRT Tahap I tersebut membutuhkan dana sekitar Rp 17 triliun. Total biaya ini ditanggung pemerintah melalui pinjaman luar negeri Jepang, Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan melakukan kerja sama goverment to goverment berbentuk Special Term for Economic Partnership (STEP loan) berbunga rendah di bawah 1 persen.

Pada 26 April 2012, Foke meresmikan pencanangan persiapan pembangunan MRT Tahap I koridor Selatan-Utara sepanjang 15,7 kilometer dari Lebak Bulus-Bundaran HI. Proses pengerjaan awal mulai melakukan pemindahan Terminal Angkutan Umum Lebak Bulus, pemindahan Stadion Olahraga Lebak Bulus, pelebaran Jalan Fatmawati, dan pembangunan kantor proyek. Namun kelanjutan pembangunan proyek MRT yang dicetuskan di awal ini belum berjalan, apalagi saat Fauzi Bowo alias Foke tak lagi menjabat. Padahal proses awal pemindahan terminal dan stadion sudah dilakukan.

Dengan banyak pertimbangan hingga proses politik, Proyek MRT pun dilanjutkan dan dieksekusi oleh kepemimpinan Gubernur-Wakil Gubernur Ir. H. Joko Widodo - Ir. Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) dengan rute sama, seperti yang telah dicetuskan sebelumya, yaitu Lebak Bulus-Bundaran HI. Di era Jokowi-Ahok, proyek ini secara resmi berlanjut pada 10 Oktober 2013 dengan groundbreaking atau peletakan batu pertama di lokasi yang sekarang menjadi Stasiun (MRT) Dukuh Atas.

Proyek MRT Jakarta

Proyek MRT Jakarta dimulai dengan pembangunan jalur MRT Fase I sepanjang ± 16 kilometer dari Terminal Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia yang memiliki 13 stasiun berikut 1 Depo. Untuk meminimalisir dampak pembangunan fisik Fase I, selain menggandeng konsultan manajemen lalu lintas, PT MRT Jakarta juga memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Pengoperasian Fase I akan dimulai pada tahun 2019.

Pembangunan jalur MRT Fase I akan menjadi awal sejarah pengembangan jaringan terpadu dari sistem MRT yang merupakan bagian dari sistem transportasi massal DKI Jakarta pada masa yang akan datang. Pengembangan selanjutnya meneruskan jalur Sudirman menuju Ancol (disebut jalur Utara-Selatan) serta pengembangan jalur Timur-Barat.

Peta Jalur MRT

Selasa, 03 Juli 2018

Sun Go Kong

Kisah Sun Go Kong ditulis oleh Novelis Tiongkok bernama Wu Cheng-en yang lahir di Shanyang, Huaian China pada tahun 1500 dan wafat pada tahun 1582. Wu Cheng-En adalah sastrawan dengan Pendidikan Khonghucu Tradisional.

Sun Go Kong diceritakan sebagai siluman kera yang merupakan salah satu yang mengawal dan menemani perjalanan seorang biksu Tong Sam Cong dalam perjalanannya ke Barat (India) untuk mengambil Kitab Suci Agama Budha. Dalam perjalanannya ini, biksu Tong Sam Cong selain dikawal oleh Sun Go Kong, juga dikawal oleh Tie Pat Kay (siluman babi) dan Sam Cheng (siluman air).

Tokoh Tong Sam Cong, merupakan tokoh asli yang pernah hidup di zaman Dinasti Tang (diperkirakan pada tahun 602 AD – 664 AD). Tetapi karakter Sun Go Kong, Tie Pat Kay dan Sam Cheng, adalah merupakan tokoh fiksi ciptaan Wu Cheng-en. Ketiganya diciptakan sebenarnya untuk mengkritik keadaan masyarakat pada zaman Ming, zaman Wu Cheng-en hidup.

Sun Go Kong melambangkan kesombongan, Tie Pat Kay kemalasan, tak dapat menahan nafsu dan Sam Cheng kebodohan. Ada pula yang berpendapat bahwa Wu Cheng-en menciptakan 3 karakter itu sebagai lambang gontok-gontokan persaingan antara Taoisme, Konfusianisme dan Buddhisme di zaman Yuan dan Ming. Sebagaimana diketahui, orang Mongol (Yuan) memanfaatkan persaingan antara kelompok-kelompok religius di Tiongkok untuk melanggengkan kekuasaan mereka.

Dalam kisahnya ini, diceritakan Sun Go Kong adalah seekor siluman kera yang nakal dan dihukum oleh Dewi Kwan Im dengan mengurungnya di Bukit Lima Jari. Kemudian, Biksu Tong membebaskan Sun Go Kong dari hukumannya tersebut, dengan syarat supaya Sun Go Kong menemaninya melakukan perjalanan ke Barat. Untuk mencegah agar Sun Go Kong tidak membangkang, maka Dewi Kwan Im meminta Biksu Tong agar memakaikan mahkota di kepala Sun Go Kong, sehingga ketika Sun Go Kong membangkang, maka Biksu Tong diminta untuk membaca mantera supaya mahkota tersebut akan membuat Sun Go Kong kesakitan sehingga tidak akan membangkang.