Pages

Sabtu, 20 Agustus 2022

Achmad Nawir, Kapten Kesebelasan Indonesia di Piala Dunia 1938

Indonesia ketika masih bernama Hindia Belanda, pernah masuk ke Babak Final Piala Dunia, yaitu pada Piala Dunia tahun 1938 yang diselenggarakan di Perancis (kisahnya dapat dibaca di Artikel Ini). Beberapa orang yang dipilih sebagai pemain tim Hindia Belanda ini adalah Tan Mo Heng (dari klub HCTNH Surabaya) sebagai kiper, Frans Hu Kom (dari klub tentara, Sparta Bandung), dan Jack Kolle (dari Excelsior Soerabaja) sebagai bek. Achmad Nawir (calon dokter dari HBS Soerabaja) sebagai pemain sayap kiri. Sutan Anwar, sebagai pemain sayap kanan. Dan di barisan depan, diisi Isaak Pattiwael, Hans Taihuttu, Suvarte Soedarmadji, Tan Hong Djien, dan Henk Sommers.

Saat itu, Achmad Nawir ditunjuk sebagai kapten kesebelasan oleh pelatih tim, Johannes Christoffel Jan Mastenbroek. Achmad Nawir menjadi pemain sepakbola pertama yang tampil di Final Piala Dunia yang berkacamata (sebelum Edgar Davids pada tahun 1998).

Profil Achmad Nawir

Lahir di daerah Maninjau, Sumatera Barat pada tanggal 1 Januari 1911. Selain merupakan seorang dokter, Achmad Nawir adalah merupakan pemain sepakbola kelas internasional.

Sebelum berkarier sebagai pesepak bola, Achmad Nawir merupakan mahasiswa kedokteran di Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) Surabaya sejak 1929 dan lulus menjadi dokter pada tahun 1939.

Memulai karir sebagai pemain sepakbola di tim Houd Braef Stand (HBS) Soerabaja. Sepulangnya dari Piala Dunia 1938 di Perancis, ia kembali berkecimpung dalam dunia kedokteran yang digelutinya sembari terus memberikan sumbangsihnya dalam dunia sepakbola nasional.

Profesi dokter dan pemain sepak bola dijalani Achmad Nawir secara berbarengan hingga akhirnya Jepang menduduki Tanah Air pada 1942 Kekuasaan Jepang di Indonesia membuat kompetisi sepak bola lokal terhenti. Achmad Nawir pun terjun ke medan perang sebagai tim medis. Dengan keilmuwannya, beliau berjibaku menyelamatkan nyawa banyak orang.

Achmad Nawir berkacamata berdiri di kiri

Setelah Indonesia merdeka, Achmad Nawir mendirikan klinik rawat inap di di Jalan Raya Darmo 26, Surabaya. Selain sibuk dengan aktivitas sebagai seorang dokter, Achmad Nawir tetap berkecimpung di dunia sepakbola baik sebagai pelatih maupun sebagai dokter PSSI

Sampai akhir hayatnya di April 1995, Achmad Nawir tetap aktif mengkontribusikan pikiran dan tenaganya untuk kemajuan PSSI dan Persebaya.

Achmad Nawir memiliki seorang putra bernama Ferril Nawir yang saat ini menjadi seniman batik di Amerika Serikat.

0 komentar

Posting Komentar